9 Alasan Salah untuk Menikah

Banyak orang tidak bahagia dalam kehidupan pernikahan. Ada yang tidak puas dengan pasangan, terlibat KDRT, dan lain-lain. Di tayangan televisi pun banyak kabar mengenai artis kawin cerai. Setelah itu, banyak yang akhirnya menyalahkan nasib. Padahal, bisa jadi sumber dari segala permasalahan ini hanya satu: alasan yang salah.

Lho, kok bisa salah? Yuk, langsung kita simak sama-sama.

 

alasan menikah

 

 

Meski menikah merupakan target hidup hampir semua orang, tidak banyak orang yang tahu betul mengapa mereka ingin menikah. 

Nah, Sahabat… supaya Sahabat berhati-hati, sahabat bisa menyimak beberapa alasan yang bisa menjerumuskan sahabat dalam pernikahan yang tidak bahagia: 

 

1.    Pemuasan Hasrat

Ini adalah alasan menikah yang paling berbahaya.. Banyak orang yang masih berpikir kalau menikah itu adalah legalitas hukum dan agama untuk berhubungan badan. 

 

alasan menikah
Berhubungan badan bukanlah satu-satunya tujuan menikah.

 

Akibat terjebak dalam pernikahan jenis ini adalah perasaan yang lama-kelamaan menjadi tawar. Akhirnya muncul banyak masalah, dari pelakor hingga rumah tangga yang kering karena cinta konon telah memudar lalu hilang.

 

Terus setelah terjadi perselingkuhan, ngajakin orang bantai pelakor:

Layangan Putus (Opini)

 

2.    Ingin Hidup Bahagia Selama-lamanya

Dalam kisah-kisah fiksi, tokoh-tokohnya kebanyakan sempurna. Dari kecil pun, kita sudah dipengaruhi dengan dongeng Cinderella dan pangeran tampannya. Nggak jarang, ada yang mau pacaran atau menikah karena mendambakan keadaan “… and they lived happily ever after”.

alasan menikah
Keracunan cerita fiksi dapat menimbulkan ekspektasi yang tidak realistis.
 

Padahal, realita tidak seindah kisah-kisah fiksi. Semua rumah tangga memiliki permasalahan masing-masing. Kalau Sahabat ingin menikah karena alasan ini, sahabat bisa kecewa pada pasangan. Akibatnya, tentu hubungan itu akan jadi hubungan yang tidak sehat bahkan penuh dengan pertengkaran.

Perlu diketahui, hidup dalam rumah tangga bak neraka itu jauh lebih buruk dari hidup sendirian. 

 

Tiga kisah mengenai pernikahan dari tiga penulis:



Perfect Wedding (Grasindo) bisa dibaca di sini.

 

 

3.  Menikah Karena Butuh Dinafkahi

Baru-baru ini (tahun 2018), ada pro dan kontra tentang pernyataan “Kalau mau dinafkahin, nikah aja”. Pola pikir ini sangatlah patut diwaspadai. Masalahnya, keadaan ekonomi juga tidak selamanya stabil. Bagaimana kalau pasangan kita mendadak bangkrut atau (amit-amit) berpulang lebih dulu dari kita? Bagaimana kalau mendadak pasangan berpaling lalu meninggalkan kita? Membayangkan akibatnya saja sungguh mengerikan. Jadi, jangan, deh… menikah karena alasan ini. Akibatnya sudah jelas, Sahabat bisa terjebak kesengsaraan kalau mendadak terjadi hal buruk.

 

alasan menikah
ada juga yang dinafkahin nggak, tapi dikatain beban hidup.

 

4.   Menikah Karena Butuh Dilayani

Yang ini sering terjadi di kalangan kaum adam. Kebanyakan ingin menikah karena membutuhkan orang yang mencucikan pakaian, memasakkan makanan, merapikan rumah, mengurus anak-anak, kalau bisa pasangan harus bisa mencari uang sekalian.  Tentu saja ini akan mendatangkan ketidak puasan. Bagaimana pun, pasangan adalah manusia biasa yang tidak mungkin bisa bekerja terus menerus secara prima dalam waktu 24/7. Robot saja bisa rusak kalau diforsir penggunaannya.

 

alasan menikah
Istri = ART gratis?

 

 

5.    Menikah Karena Paras Wajah

Ada seorang gadis yang bilang dengan yakin, “Kalau saya punya suami, mending sifatnya jelek daripada wajahnya yang jelek. Sifat jelek bisa diubah. Tampang jelek nggak bisa diapa-apain lagi.”

Benarkah ini? Oh, sayangnya… mengharapkan seseorang bisa berubah itu nyaris mustahil. Apalagi untuk laki-laki yang egonya tinggi. Belum lagi, sistem patriarki masih sangat kental di Indonesia. Perempuan masih diwajibkan untuk nrimo dan legowo. Mau punya pasangan tampan tapi mata keranjang atau suka main tangan? Boro-boro berubah, yang ada malah kita yang sakit hati. 

alasan menikah
Karena CEO tampan bucin cuma ada di cerita fiksi, Bestie

 

 

6.   Menikah Karena Tuntutan Lingkungan

Nah, yang ini gawat juga. Karena bosan menjomblo, bosan ditanya-tanya mana pacarnya, kapan kawin, terus umur juga makin gede… dipaksain lah buat suka sama siapapun yang kebetulan mendekati. Biarpun hati ini nggak enak, perasaan nggak nyaman, yang penting terlihat baik di lingkungan sekitar.

Aduh, kasihan banget. Kalau nanti muncul penyesalan, itu yang nanya-nanya nggak bakalan bantuin, lho. Alih-alih mengasihani, mereka akan jauh lebih nyinyir lagi. Intinya jangan terpaksa menikah karena tuntutan lingkungan. Kalau ada apa-apa, kita akan tetap berjuang sendirian.

 

alasan menikah
Jadi jomlo memang gak enak, tapi lebih gak enak lagi nikah sama pasangan berperikeiblisan.

 

 

7.    Menikah Karena Ingin Memiliki Keturunan

Ada seorang sahabat yang mengatakan kalau kita ini hanya budak-budak generasi tua. Realitanya, banyak orang yang ingin punya anak tapi tidak siap jadi orang tua. Bukan hanya berakibat buruk bagi orang tua, anak-anak juga terancam menjadi generasi broken home. Sementara ayah dan ibu anak-anak ini akan terjebak dalam rasa tanggung jawab. Alih-alih memiliki kasih sayang pada anak, mereka cenderung menganggap anak sebagai beban, mengecewakan mereka, dan lain sebagainya. Pada akhirnya, muncullah kasus-kasus kekerasan terhadap anak hingga pembunuhan karena tidak kuat menahan diri.

 

alasan menikah
Punya anak = tanggung jawab bertambah


8.    Menikah Karena Percaya Pernikahan adalah Solusi Semua Masalah

Di zaman serba instan ini, banyak orang menganggap menikah adalah cara menyelesaikan segala masalah. Hingga anak-anak sekolah pun sekarang bisa pengin cepat nikah. Alasannya semua akan beres kalau menikah. Padahal persoalan hidup justru bertambah banyak kalau menikah. Kalau dulu bermasalah dengan orang tua atau teman kantor saja, sekarang bisa jadi bermasalah dengan mertua, keluarga besar suami, dan lain-lain. Nggak jarang, orang ketiga dalam pernikahan bukan lagi pelakor, tapi provokator dari pihak sendiri maupun pasangan yang selalu bikin rumah tangga semakin runyam.

 

alasan menikah
Pernikahan bukan Pegadaian, Bestie

 

9.       Menikah Karena Takut Terabaikan di Masa Tua

Yang ini masih berkaitan dengan keinginan memiliki anak, sih. Banyak yang menganggap memiliki anak dan suami satu-satunya cara bertahan di masa tua.

 

alasan menikah
Daripada sendirian, mending menikah, ada yang disuruh-suruh.

 

Sayangnya, niat ini tidak dibarengi dengan upaya dekat dengan anak-anak dan mengasihi mereka sepenuh hati. Ya, gimana lagi…  mengurus anak, mengasuh anak, mendidik anak itu menguras pikiran dan emosi. Belum lagi karakter tiap anak berbeda-beda. Nggak jarang, orang tua menganggap kalau memenuhi kebutuhan batin anak-anak ini tidak sepenting memenuhi kebutuhan materi mereka.

Akhirnya, saat tua anak-anak hanya mengingat saat ingin minta warisan. Boro-boro mau mengurus. 

 

 Toxic Parent, 

 

Nah, itu dia 9 alasan salah untuk menikah. Taruhan untuk sebuah pernikahan itu seumur hidup, lho. Pasangan adalah orang yang akan menemani dan mendampingi setiap hari. Jadi ada baiknya kalau sahabat menikah karena didasari kesiapan dan hati yang tulus. 

 

alasan menikah


 

(pernah dimuat di Saliha.id, tahun 2018)

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kedai Kopi Butter: Kafe Hits Denpasar Rasa Kopitiam Singapore

Sinopsis dan Review Drama China The Blood of Youth: Drama Paling Ditunggu Tahun Ini!

Ini Dia Pasar Termodern di Denpasar: Pasar Galang Ayu!